Problematika Kegiatan Belajar Mengajar Dalam Jaringan (Daring) Pada Masa Pandemi Covid-19 Written by Ustadzah Tika Siswanti, S.Pd
Batam-Pandemi
Covid-19 sekarang telah melanda dunia
bahkan sudah memasuki tahun kedua dan dirasakan dampaknya hampir di semua aspek
kehidupan. Salah satunya adalah dunia pendidikan.
Di mana peserta didik dan pengajar terbiasa dengan sistem kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan secara tatap muka dan dilaksanakan di sekolah, tetapi di masa pandemi seperti yang terjadi saat ini, semua kegiatan wiyata dituntut dilaksanakan secara daring. Sehingga mengurangi efektivitas penyampaian materi pembelajaran dari pendidik kepada peserta didik.
Jika kita menilik pada masa-masa awal kegiatan belajar mengajar melalui daring, banyak kendala yang dialami, baik itu berasal dari pendidik sendiri, peserta didik, bahkan orang tua/wali murid. Hambatan yang paling utama
dan sering dialami dari segi pendidik, peserta didik
dan orang tua/wali murid yakni kurangnya kemampuan yang
mumpuni terkait teknologi/komunikasi
khususnya pada penggunaan aplikasi pembelajaran secara daring. Kesukaran ini
paling dirasakan bagi peserta didik jenjang sekolah dasar, dikarenakan sebagian
peserta didik belum menguasai penggunaan gadget tersebut. Kendala lain
yang dirasakan terkait gadget bagi orang tua/wali murid yang memiliki lebih dari satu anak yang
bersekolah, sedangkan alat komunikasi yang mumpuni terbatas. Selain itu, dampak yang dirasakan
terkait pandemi ini bagi orang tua/wali murid juga cukup berat, yang mana ada
beberapa orang tua/wali murid yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), usaha
yang dijalankan mulai sepi, bahkan tak jarang orang tua/wali murid terpaksa harus
menutup usahanya karena menurunnya omzet yang diperoleh. Persoalan lainnya yang
tidak bisa dipungkiri ialah terkadang adanya miss communication yang
ditimbulkan saat berinteraksi secara
tidak langsung yakni melalui media sosial, di mana terkadang apa yang ingin disampaikan tidak ditangkap atau
dipahami sempurna oleh penerima pesan. Akibatnya, tak jarang terjadi selisih
paham antara orang tua/wali murid dengan pendidik atau sebalikanya. Hal-hal
tersebut sangat berdampak pada peserta didik baik dari segi akademis maupun psikologis.
Sistem pembelajaran daring seyogianya akan
mengalami kendala-kendala, mengingat pembelajaran daring ini belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga butuh perjuangan dan usaha untuk mengawali dan mengatasinya. Alhamdulillah, dengan semakin banyaknya pengalaman, kendala-kendala tersebut mulai teratasi, walaupun belum sepenuhnya. Dari pihak pemerintah dan satuan
pendidikan mulai memberikan solusi-solusi untuk mengatasi problematika yang
sedang dihadapi saat ini. Seperti pemerintah yang memberikan bantuan kuota internet untuk tujuan pendidikan
baik untuk pendidik maupun peserta didik. Sedangkan dari sisi satuan pendidikan,
mulai melakukan kegiatan-kegiatan yang menambah soft skill dan hard
skill pendidik, seperti melakukan kegiatan yang menambah
pengetahuan pendidik terkait pembelajaran berbasis teknologi, yaitu dengan
diadakannya pelatihan pemanfaatan Microsoft Office 365 dalam
pembelajaran, diadakannya lomba-lomba
terkait pembuatan video pembelajaran daring anti boring, dan sebagainya. Bagi
peserta didik yang terkendala dengan alat komunikasi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dilakukan dengan semi daring, dan sebagai upaya untuk membantu
orang tua/wali murid, pihak sekolah juga menjalankan program subsidi gratis seratus
persen satu bulan SPP, untuk peserta didik yang mendapatkan peringkat terbaik
pertama di sekolah .
Seyogyanya di saat seperti ini, penting untuk membangun toleransi, saling memahami, saling mendukung, saling derana dan saling bekerjasama antara pendidik dan orang tua/ wali murid untuk membimbing Ananda, yang mana tujuan dan asa nya satu: untuk kebaikan dan keberhasilan peserta didik, karena pada hakikatnya keberhasilan peserta didik tidak melulu tentang akademisnya yang berbinar, tetapi juga akhlakul karimahnya yang menjadi salah satu tujuan dari pendidikan. Dan pada kala pembelajaran daring inilah saat-saat yang tepat untuk orang tua/wali murid menjalin komunikasi dan kedekatan yang lebih sehat dan intensive dengan anak-anak mereka. Karena sejatinya Pendidikan pertama anak adalah keluarga.
(Tika Siswanti, S.Pd- Guru SDII Luqman Al-Hakim 02
Batam).
SD Islam Integral Luqmanul Hakim 02 Batam